Selasa, 04 Desember 2012

PENANTIAN SEPERTI APA, Hah?



Apa yang terlintas dibenakmu jika seseorang Memintamu tuk Menunggunya? 
Menunggu, tanpa tahu akan kapan dia kembali. 
Menunggunya- Bahkan diapun tak mampu memastikan bahwa dia akan menjadi milikmu. 
Kau diminta Menunggunya, Sementara kau tak tahu kapan dia pulang dan apakah setelah dia pulang nanti, Kau akan memilikinya...

Seorang Wanita duduk termangu, dia sebenarnya hanya sedang berfikir. 
Seorang ikhwan pernah memintanya untuk menunggunya, Dan dia menyanggupinya. 
Senja sore itu, Dia  duduk menunduk dengan seorang ikhwan dihadapannya. 
Langit sore telah Menghanyutkan perasaan dan suara serapah dalam keheningan yang entah siapa yang Menciptakannya.

Wanita itu mencoba mengangkat wajahnya, lalu berkata- Namun lebih persis seperti bisikan. 
"Kapan kamu akan pulang?"

Ikhwan dihadapannya hanya memberinya senyuman. 

"Jika kamu pulang nanti, aku adalah orang pertama yang akan kamu temui kan?" tanya wanita itu masih dengan suara yang nyaris tak terdengar.

Ikhwan itu kembali tersenyum mendengar pertanyaan yang tampak seperti kekhawatiran dan pengharapan itu.

Melihat wanita itu semakin menjadi gelisahnya, Ikhwan itu bicara."Untuk pertanyaanmu yang pertama, Aku tdk tahu. berhubung waktu tidak bisa diterka dimana Ujungnya, Maka aku tidak mampu memastikan kapan aku akan kembali"

Wanita dihadapannya terkejut.

Ikhwan itu kembali melanjutkan "Untuk pertanyaan keduamu, Akupun tidak tahu. Apakah aku akan memiliki Sisa usia untuk menemuimu" Katanya dengan tenang.

Wanita dihadapannya sudah tidak mampu menyembunyikan ketidaksetujuannya terhadap jawaban yang didengarnya. Matanya menatap dengan binar, Sebuah Binar bernama Permohonan kepastian.
Hatinya mengelu, Bahwa dia seorang wanita yang sangat membutuhkan kepastian.

"Jika kau Memilih aku, Maka tunggu aku sampai aku pulang" Kata ikhwan itu lagi.

Wanita itu tidak menggeleng, tidak mengangguk. Dia menangis. 
"Jika aku menunggumu, sampai kapan aku menunggumu?" tanyanya ditengah- tengah hatinya yang terluka. 
"Sampai di Batas waktu.." Jawab ikhwan itu lalu tersenyum dan Meninggalkannya. 
Wanita itu menangis, dia menatap punggung ikhwan itu mulai menjauh. dia mencoba meraih untuk menghentikan kepergian ikhwan itu, setidaknya untuk membicarakan kepastian penantiannya.
Namun semua kelu.
Angin berhembus menjamah tubuh dan hati mereka, seakan mengisyaratkan bahwa mulut mereka tidak perlu untuk berdebat lagi,
Mereka hanya perlu saling memahami dengan hati.

Dan kelemahan hati semakin dirasakannya, ketika ikhwan itu menghilang dari pandangannya. 
"Dia benar- benar pergi. benar- benar pergi..." Ucap wanita itu Benci.

Dan wanita itu memutuskan untuk menanti. 
Jangan pernah bertanya kepadanya tentang apa yang dirasakannya dalam penantiannya,
Karena diapun sudah tidak tahu apa- apa saja yang sudah dilaluinya.
Dia hanya seperti berhadapan dengan dinding, Yang dia tahu hanya ikhwan itu ada dihadapannya dan akan menjemputnya.
Selebihnya, dia tak mau berfikir apapun. 
Malam itu, malam keseratus setelah kepergian seseorang yang bersemayam dihatinya. 
Wanita itu menghadap Rabb- nya untuk mengadukan hati yang sudah tidak kuat menanti tanpa kepastian.

"Mampukah aku bertahan dalam perjalanan lengang ini?
Masih ingatkah dia bahwa aku disini menunggunya?
Bagaimana bisa dia meninggalkanku seenaknya, sedangkan dia tahu bahwa perpisahan sangat tidak enak rasanya?
Begitu tololnya aku menantinya, sementara batas waktu itupun dia tak tahu..
Dan apa yang akan terjadi padaku, Jika setelah aku menanti begitu lama, lalu aku mengetahui bahwa dia ditakdirkan bersama wanita lain?
Penantian seperti apa yang sedang aku lakukan ini?
Dan sampai dimana Batas yang dia katakan itu, Rabb?"

Pengaduan itu membahana dan Mengeras diatas Sajadahnya Malam itu.
Dan ALLAH TIDAK TIDUR, Dia mendengarkan suara- suara hambaNya.
Lalu lihatlah apa jawaban ALLAH, suatu hari nanti..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar