Minggu, 21 Desember 2014

Surat Dari Ummi, Untuk Putriku Khadijah.

  


Jakarta Selatan, 21 Desember 2014
Di depan PC, Sambil mendengarkan lagu "Kekasih Allah" dari Youtube.

Teruntuk Putriku yang akan Allaah anugerahkan untukku di masa depan, Khadijah.
Gadis yang dengan segala kelebihan dan kekuranganmu, Allaah dan Rasul muliakanmu. Dijaga kehormatanmu dengan syari'at islaam. Untukmu wahai Putri kesayangan Suamiku, Khadijah. Gadis cerdas yang di belahan bumi manapun engkau diperjalankan Tuhanmu, semoga engkau tidak merusak nama baik Abimu.

Khadijahku, nama kita adalah sama-sama nama isteri Rasulullaah ShallAllaahu 'alaihi wa sallam.
Rasul memiliki seorang isteri bernama Sofiah, wanita yang berlatarbelakang keluarga Yahudi, namun setelah menjadi Isteri Rasul dan resmi bergelar Ummul Mu'miniin, ia tampil menjadi isteri yang sangat disayang Rasul. Namun putriku, siapa yang bisa menggeser kedudukan Khadijah radhiyAllaahu 'anhaa? Tidak ada. Tidak 'Aisyah sekalipun. Khadijah satu-satunya Ummul mu'miniin yang menyebabkan Jibril turun dari langit untuk menyampaikan salam cinta dari Allaah untuknya. Perjuangannya membuat 'Arsy bergetar.

Khadijah, saat ini Ummi sedang bersiap untuk ujian besok hingga dua minggu ke depan. Pertengahan Januari hingga akhir, Ummi akan menyelesaikan sebuah buku tentang perjalanan menemukan Allaah. Di buku sebelumnya, #Astronoslimah, Ummi masih sungkan menulis segala perjalanan Ummi di sana. Ummi bukan tipe wanita yang suka menceritakan segala rahasia. Namun setelah Ummi fikir-fikir, tidak ada salahnya semua dituliskan secara gamblang, sebab Ummi tidak akan pernah tahu, episode mana yang akan menjadi jalan hidayah bagi orang yang membacanya nanti.

Putriku Khadijah, usia Ummi sekarang 24 tahun. Baru saja rasanya Ummi berusia 20 tahun. Begitu cepat waktu berjalan. Meninggalkan sesal panjang sebab belum banyak amal yang dilakukan. Perjalanan kehidupan masih sangat panjang dan berliku, Ummi mohon pertolongan Allaah agar memampukan.

Kau tahu Khadijah, saat Ummi menulis ini, belum ada hadir Abimu di sini.
Abimu sedang diperjalankan Allaah di atas jalan lurus, Insyaa Allaah.
Siapa dia, Ummi tidak tahu. Yang Ummi yakin, Abimu adalah lelaki yang tidak akan sungkan menangis merunduk di hadapan Rabbnya.

Ummi tidak berfikir bahwa ia belum mampu menjemput Ummi, justru yang selalu Ummi fikirkan adalah masih ada yang jauh lebih penting ia lakukan sebelum datang kemari. Ummi sudah ridha jika ia lebih memilih memperbaiki hubungannya dengan Allaah dibanding bergegas menjalin hubungan halal dengan Ummi. Khadijah, bahkan sebelum Ummi memiliki Abimu, Ummi sudah sangat belajar melepaskannya untuk Allaah.

Khadijah, Ummi adalah wanita yang sangat banyak kekurangan.
Belajar agama secara benar saja belum genap 3 tahun. Maafkan kenyataan bahwa engkau tidak lahir dari Ibu yang sejak kecil berhijab syar'i. Jika nanti kau mendapati Abimu adalah seorang lelaki shalih, tahu banyak hal tentang Islaam, berlatar belakang pendidikan Islam yang baik, maka ketahuilah Khadijah, itu semua adalah karunia Allaah untuk Ummi. Allaah sandingkan wanita yang sangat faqir ilmu ini dengan lelaki shalih. Maka pesan untukmu wahai Khadijah, hormatilah Abimu melebihi hormatmu padaku.

Rasul memintamu untuk tiga kali lebih memprioritaskan Ummi dibanding Abimu. Namun dengarlah perintahku, Putriku, jangan pernah tinggalkan Abimu untukku, saat ia membutuhkanmu. Kau diwajibkan berbakti padaku, namun Ummi pun wajib berbakti pada Abimu. Di telapak kakiku ada Surgamu, Putriku. Namun pada Abimu ada Surgaku. Jangan sekali-kali kau meninggalkannya sebelum mencium tangannya. Berusahalah untuk menahan suara, saat Abimu sedang bermunajat pada Tuhannya. Saat ia sedang berfikir keras tentang pekerjaannya.

Khadijah, ada banyak surat yang Ummi tuliskan untukmu di Laptop. Sedikit demi sedikit, engkau akan tahu apa yang Ummi alami di banyak waktu. Tentang Ayah Tercintaku, yang hidupnya adalah hidupku, dipanggil Allaah di bulan April lalu. Di Bukittinggi, Khadijah, Ummi tersungkur, bersujud pada Allaah di ruang ICU. Betapa harus siap ikhlas jiwa ini menerima ketidak-berdayaan diri. Ajal adalah janji yang pasti. Dan Ummi menyaksikan itu terjadi pada Kakekmu yang sangat penyayang. Kau tahu Khadijah, Kakekmu satu-satunya lelaki yang menyerahkan segala sisi kehidupannya demi hidupku. Jauh sebelum Abimu datang, Kakekmu selalu menanyakannya. Kakekmu merindukan sosok menantu di sampingnya.

Saat ini Putriku, tidak ada yang paling Ummi harapkan melebihi hadirmu dan Abimu menemani Ummi berdo'a penuh kekhusyu'an di nisan Kakekmu. Membawa menantu shalih dan cucu yang suci padanya adalah hal yang akan sangat membahagiakanku.

Khadijah, Ummi sedang belajar agar mampu menjadi pendamping terbaik untuk Abimu, dan menjadi Ummi yang baik bagimu. Tidak ada daya upaya selain apa-apa yang Allaah pertolongkan. Kutitipkan Engkau dan Abimu kepada Allaah. Sebaik-baik tempat berserah diri. Tidak akan ada aniaya untuk kita, Insyaa Allaah.

Ummi tidak tahu, apakah engkau akan membaca tulisan ini di dunia atau di Surga.
Atau apakah nanti saat kau membaca ini, masih adakah Ummi di dunia ini atau sudah berpulang pada Allaah.
Namun yang pasti Khadijah, bahkan jauh sebelum Abimu datang, Ummi sudah sangat merindukanmu.
Shalihah lah di dalam dan di luar, Putriku.
Jangan pernah jatuhkan wibawa Abimu.

Jam 07:15 WIB
Dari Ummi, yang semoga dalam tatapan cintanya Allaahu ta'aalaa.