Minggu, 07 Juni 2009

Menulisku, Karena ALLAH

Biarkan aku bermain dengan rasa,
mengalun bersama nuansa jiwa.
Aku hanya ingin menulis.
Senang rasanya bercengkerama dengan kata, menjalin alur menjadi cerita, lalu kumuntahkan lewat bibir pena.


Saat menulis, aku seolah menemukan duniaku sendiri.
Dunia yang berwujud lembaran-lembaran kertas, namun ia begitu luas, Bebas, tanpa batas.
Kutuangkan semua yang mengganjal di hati.
Kukeluarkan semua rasa yang bergejolak di jiwa.

Kumuntahkan semua ide yang melayang-layang di kepala.
Kubebaskan semua uneg-uneg yang tersandera di kerangkeng otak, tersembunyi di lorong benak.
Biarkan semua abjad berhamburan.
Biarkan semua kata berserakan.
Biarkan pena menari-nari di atas lembaran.

Biarkan dan rasakan keajaibannya...

Bagiku,
menulis bukan keinginan sesaat, tapi menulis untuk menebar manfaat.
Menulis bukan semata-mata luapan emosi, tapi menulis adalah bentuk perbaikan diri.

Menulis bukan sekadar wujud eksistensi, tapi menulis adalah sebuah motivasi.
Menulis bukan pamer kata yang berbalut retorika indah, tapi menulis adalah bahasa jiwa, untaian kata bermakna bertabur mutiara hikmah. Menulis bukan karena ingin dipuji manusia, tapi menulis adalah ibadah, sarana berdakwah.

Menulis bukan sebuah keisengan, tapi menulis adalah kebutuhan.
Menulis bukan karena tidak ada kerjaan, tapi menulis adalah proses mengungkap kebenaran.
Menulis bukan sekadar mengisi waktu luang, tapi menulis adalah proses kehidupan.

Menulis adalah amanah yang harus dijaga, karena setiap kata akan diminta pertanggungjawaban.
Menulis adalah proses membangun sebuah peradaban.

"Dahulu kita cerahkan Eropa dengan pedang, dan sekarang kita bebaskan mereka dari kesuraman dengan cahaya pena kita, insya Allah." [Dr. Yusuf Qardhawi]


"Sejarah peradaban Islam ini diukir oleh dua hal. Hitam tinta para ulama dan darah merah para syuhada" (Dr Abdullah Azzam). Jika saat ini, aku belum mengalirkan darah untuk kejayaan Islam, maka aku harus buktikan bahwa aku bisa mengukir sejarah dengan tinta, jihad pena.


Ya. Aku akan terus menulis.

Dibaca atau tidak, disukai atau tidak, aku akan tetap menulis, Sampai kekuatan yang diberikan Allah padaku, habis tak berbekas.

Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Rabb, saksikanlah! Akan kutorehkan tinta emas dalam catatan sejarah hidupku, sebagai wujud amal ibadah kepadaMu. Harapanku, tulisan itulah yang akan mengantarkanku menuju pintu syurgaMu, tuk bertemu denganMu.. (Dengan RidhoMu)